Pilkada Usai, Kabid Organisasi DPC PJS Kota Bitung Ajak Masyarakat Berlaku Adil dan Damai. 

{"remix_data":[],"remix_entry_point":"challenges","source_tags":["local"],"origin":"unknown","total_draw_time":0,"total_draw_actions":0,"layers_used":0,"brushes_used":0,"photos_added":0,"total_editor_actions":{},"tools_used":{"transform":3},"is_sticker":false,"edited_since_last_sticker_save":true,"containsFTESticker":false}

BitungSorotNews24.com – Pemilihan Umum 2024 telah selesai digelar. Rakyat telah menentukan pilihan mereka dalam berbagai kontestasi, mulai dari pemilihan Presiden, Legislatif, Gubernur, hingga Walikota. Secara umum, proses demokrasi berjalan lancar tanpa kendala berarti.29/11/2024

 

Kepala Bidang Organisasi DPC Pro Jurnalismedia Siber (PJS) Kota Bitung mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga sikap adil dan damai pasca-pilkada. Ia juga menekankan pentingnya mengawal proses rekapitulasi suara oleh KPU hingga hasil akhir diumumkan.

Baca Juga:  Sambut HUT Rohil Ke 25, Pemkab Rohil Adakan Hiburan Rakyat Undang Artis Ibukota

 

Kembali ke Fokus Pembangunan. Usai pesta demokrasi, masyarakat diimbau untuk kembali fokus pada aktivitas sehari-hari. “Politik bukanlah satu-satunya urusan penting di dunia ini. Ada isu kesejahteraan dan pembangunan yang juga harus menjadi perhatian kita,” ujarnya.

 

Ia mengajak semua pihak, baik yang menang maupun yang kalah, untuk bersatu demi tujuan bersama. Kerja sama ini diharapkan dapat membuka jalan menuju Indonesia Emas 2045.

 

Tantangan besar zaman , seperti disrupsi teknologi dan ketidakpastian global, menjadi ancaman yang harus dihadapi secara bersama-sama. Untuk menjaga persatuan, setiap elemen masyarakat perlu berkontribusi, termasuk media massa sebagai penyampai informasi.

Baca Juga:  Jhon Qudsi: Reformasi Repot-masih

Ia mengingatkan, media harus tetap netral dan tidak menjadi sumber perpecahan. Informasi yang akurat dan faktual adalah kunci menjaga keharmonisan. “Netralitas adalah fondasi awal jurnalisme,” tambahnya.

Di era digital, arus informasi bergerak sangat cepat. Sayangnya, fenomena echo chamber di mana orang hanya terpapar informasi yang sesuai dengan pandangan pribadi mereka sering memicu konflik.

Baca Juga:  Apakah Jatah WIUPK untuk Ormas Keagamaan Merupakan Tindakan yang Berbahaya?

“Pengguna media sosial harus bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi. Jangan mudah terprovokasi oleh berita hoaks,” tegasnya. Ia juga mendorong pemerintah untuk memperketat pengawasan demi menjaga integritas informasi.

Ia mengingatkan bahwa hanya dengan mengesampingkan perbedaan, termasuk pandangan politik, bangsa ini dapat menghadapi tantangan besar di masa depan. “Persatuan dan kesatuan adalah kunci menuju kesejahteraan bersama,” tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *