SOROTNEWS24.COM, TAPTENG | Anggota DPR RI, Bane Raja Manalu mengakui jika Masinton Pasaribu – Mahmud Efendi Lubis menang dalam pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Tapanuli Tengah, dirinya pastikan kucuran anggaran dari Pusat deras mengalir, karena menurutnya seorang jati diri Masinton di Pusat tak diragukan lagi.
“Penambahan anggaran itu diusulkan oleh kepala daerah, biasanya Maret atau April sudah masuk. Lalu kepala daerah colek-colek ke DPR RI, di situlah peran kami di DPR RI untuk menggolkan usulan anggaran tadi,” kata Bane Raja Manalu kepada warga Kecamatan Pandan, Sabtu malam (2/11/2024).
Kalau bupati tidak mengajukan, tidak ada hak DPR RI untuk mendrop anggaran ke daerah. Jadi, ketika nanti Masinton Pasaribu sudah terpilih dan menjadi Bupati Tapteng, maka tinggal menghidupkan simpul-simpul yang ada di pusat.
“Maka itu, harus ada kepala daerah yang bisa berkolaborasi dengan DPR RI. Kami sudah klop, sekarang tinggal bapak-ibu. Kalau kita sudah klop, maka coblos nomor 2,” kata Bane Raja Manalu.
“Lalu, akan ada skema mengajukan tambahan anggaran untuk Tapteng, biar APBD Tapteng gak lalap (tidak mentok) Rp 1,2 triliun, ya kan!,” katanya.
Lantas, apakah itu bisa direalisasikan? Bane Raja Manalu mengatakan ‘bisa’ karena Negara punya duit yang banyak hingga mencapai Rp 3.600 triliun setiap tahun.
“Negara ini raja sawer lho, bapak-ibu. Duit yang Rp 3.600 triliun itu harus dihabiskan. Pertanyaannya, siapa yang bisa membawa uang itu ke Tapteng? Tentu bukan kepala daerah yang ‘liak-liak disi’ (berputar di situ saja), tetapi harus kepala daerah yang punya akses dan jaringan,” kata Bane Raja Manalu.
Dia mengungkap, meski ia lahir dan besar di Kota Pematang Siantar, tapi Tapteng merupakan daerah yang istimewa baginya. Karena opung (kakek) dan orang tuanya berasal dari Sorkam, Tapteng.
“Sejak 2018, saya terus mendorong Bang Masinton untuk mencalon bupati Tapteng. Sebagai anak Tapteng, saya punya kewajiban untuk membuat Tapteng Naik Kelas,” katanya.
Dijelaskan, Masinton Pasaribu dengan pengalamannya sepuluh tahun menjadi anggota DPR RI, tentu memiliki akses jaringan ke pemerintah pusat dan berpeluang untuk memajukan Tapteng.
“Setiap ketemu saya selalu ‘kompori’ Bang Masinton ini, kalau orang yang memimpin Tapteng ibarat katak di bawah tempurung, yang dia pikir lebih jago, lebih pintar, lebih hebat, lebih kaya, tapi ternyata cuma “liak-liak di si” (berputar di situ saja), maka sampai kapan pun Tapteng tidak akan berubah,” katanya.
“Pertanyaannya, kalau aku yang lahir dan besar di Siantar, 25 tahun di Jakarta, punya mimpi Tapteng Naik Kelas, apakah bapak ibu punya mimpi yang sama dengan saya?,” kata Bane Raja Manalu yang kemudian dijawab “sama” oleh warga.
“Dapil saya itu di Sumut 3, tapi saya belum pernah kampanye buat calon bupatinya sekali pun. Tapi di Tapteng, saya kampanye nih. Karena saya sangat ingin Tapteng Naik Kelas,” katanya lagi.
Bane Raja Manalu kemudian berpesan kepada masyarakat untuk tidak tergoda dengan iming-iming money politik (politik uang) pada Pilkada nanti.
“Jangan pula nanti ada yang kasih Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu kemudian bapak ibu berpaling untuk memilih calon lain. Jangan ya bapak ibu! Jangan gadaikan harga diri kita dengan uang,” katanya.
Bane Raja Manalu mengungkap, kalau dia pernah ditanyai Ketum PDIP, mau menjadi apa. Ia pun menjawab mau jadi kepala daerah.
“Ibu Mega bilang itu bagus, tapi kamu harus jadi anggota DPR RI dulu, biar punya jaringan. Kamu akan bertemu segala macam orang, bertemu dengan menteri, kepala lembaga dan pejabat Negara,” katanya.
“Kalau jadi kepala daerah, tapi tidak kenal siapa-siapa, maka tak ada gunanya. Mungkin inilah jawabannya, ketika saya duduk menjadi anggota DPR RI dan abang saya Masinton Pasaribu kelak menjadi Bupati Tapteng, kami akan berkolaborasi,” katanya.
Masinton Pasaribu membenarkan, kalau kepala daerah tidak bergaul dan tidak berjejaring, maka tak akan ada yang bisa menambah anggaran untuk daerahnya.
“Kalau masyarakat memberi mandat kepada kita untuk memimpin Tapteng, maka jaringan atau relasi begini dengan (Bane Raja Manalu) yang akan membantu kita membangun Tapteng. Dengan begitu Tapteng akan naik kelas,” katanya.
Masinton Pasaribu memastikan, kalau hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) saja, tidak akan cukup membangun Tapteng.
Kalau kepala daerahnya tidak pernah bergaul, tidak punya jaringan, apalagi cuma “jago kandang”, maka daerah itu akan terus tertinggal tak maju-maju.
“Kalau Masinton-Mahmud jadi pemimpin, kami akan berkolaborasi dan bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan pusat maupun kementerian dan lembaga pemerintah lainnya,” katanya.
Masinton menambahkan, semakin banyak kawan, semakin banyak pula program pembangunan yang bisa diambil untuk membangun “Tapteng Naik Kelas”.(Red)