Jember || SOROTNEWS24COM – Rombongan Pemerintah Desa Asembagus, yang dipimpin oleh Kepala Desa Ali Ibang Fansuri, melakukan studi banding ke Desa Kesilir, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, pada Rabu (30/10/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk menggali inovasi yang dapat diterapkan di Desa Asembagus. Studi banding tersebut diikuti oleh Camat Kraksaan, Puja Kurniawan, perangkat desa, serta perwakilan dari berbagai lembaga desa seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Ketahanan Desa (LKD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPP), dan kader masyarakat.
Rombongan tiba di Desa Kesilir sekitar pukul 11.13 WIB dan disambut dengan hangat melalui tarian Watu Ulo yang dibawakan oleh Forum Anak Desa Kesilir. Kepala Desa Kesilir, Sucipto, beserta jajarannya, serta Camat Wuluhan, Andri Purnomo, menyambut kedatangan mereka dan mengarahkan rombongan menuju balai desa.
Fokus pada Pengentasan Stunting dan Pengembangan Wisata
Dalam pertemuan tersebut, Kepala Desa Kesilir, Sucipto, memaparkan kemajuan desanya, terutama dalam pengentasan stunting. “Pada 2022, angka stunting di Desa Kesilir mencapai 120 kasus. Namun, berkat upaya keras dari posyandu, kader-kader desa, dan bidan, angka tersebut turun drastis menjadi 16 kasus tahun ini,” jelas Sucipto.
Desa Kesilir juga tengah mengembangkan potensi wisata dengan merencanakan pembangunan destinasi wisata baru dan mendorong produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) desa. “Kami memiliki lahan yang sedang kami siapkan untuk menjadi destinasi wisata serta berbagai produk UMKM yang sudah mulai berkembang,” tambah Sucipto.
Apresiasi dari Kepala Desa Asembagus
Ali Ibang Fansuri, memberikan apresiasi atas upaya Desa Kesilir dalam mengatasi stunting dan mengembangkan potensi wisata. “Kami sangat terinspirasi oleh keseriusan Desa Kesilir dalam menangani masalah stunting dan mengembangkan ekonomi desa melalui sektor wisata dan UMKM,” katanya.
Ibang juga menyampaikan harapan bahwa studi banding ini akan memberikan banyak manfaat bagi Desa Asembagus. “Kami datang untuk belajar, bukan sekadar meniru. Apa yang baik dari Desa Kesilir akan kami coba terapkan di Asembagus,” ungkapnya.
Desa Asembagus dalam mengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bergerak di bidang pengelolaan air bersih dan distribusi sampah, serta sektor pertanian dan perikanan yang menjadi tulang punggung ekonomi desa. “Semangka kuning adalah produk unggulan kami, dan tambak udang intensif yang dikelola dengan program Corporate Social Responsibility (CSR) juga membantu pembangunan infrastruktur desa,” jelas Ibang.
Penutupan Kegiatan
Acara studi banding ini ditutup dengan pemberian cendera mata dari Ali Ibang Fansuri kepada Sucipto sebagai simbol penghormatan dan kerja sama yang baik antara kedua desa. Ibang juga mengajak semua pihak untuk terus berinovasi dan menjaga semangat kerja sama demi kemajuan desa masing-masing. “Mari kita sinau bareng untuk masa depan yang lebih baik bagi Desa Asembagus dan Desa Kesilir,” pungkasnya.
Acara diakhiri dengan pembacaan doa dan dilanjutkan dengan ramah tamah dengan makan bersama dari rombongan Desa Asembagus.