PROBOLINGGO || SOROTNEWS24 OM – Suprijono, Kepala Desa Klaseman, Kecamatan Gending, terus berupaya meningkatkan perekonomian masyarakat dengan menghadirkan inovasi melalui budidaya jamur tiram. Program ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga setempat. Budidaya ini dibina oleh Andi Suryanto Wibowo, seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Probolinggo.
Inisiatif budidaya jamur tiram ini lahir dari gagasan Suprijono, Kepala Desa Klasemen, sebagai kebutuhan masyarakat untuk memiliki sumber penghasilan yang lebih mandiri dan berkelanjutan. “Kami ingin menciptakan peluang kerja di desa sekaligus memberikan keterampilan baru kepada masyarakat. Dengan potensi jamur tiram yang masih kurang tergarap di wilayah Probolinggo, kami melihat ini sebagai peluang besar,” ujar Dwi Cahyono Prasetya, Ketua UMKM Budidaya Jamur Tiram, pada Rabu (09/10/2024).
Menurut Dwi, program ini diharapkan dapat memberdayakan masyarakat sekitar dengan melibatkan mereka langsung dalam proses budidaya. “Awalnya, kami membentuk kelompok masyarakat untuk terlibat langsung dalam budidaya jamur tiram. Ini merupakan inisiatif dari desa yang didukung oleh Surat Keputusan (SK) dari pemerintah desa, yang sebentar lagi akan disahkan,” kata Dwi.
Ia menambahkan bahwa pengembangan teknologi telah diterapkan untuk mendukung efisiensi produksi. “Kami menggunakan alat press untuk pembuatan baglog, yaitu media tanam jamur, serta mesin spinner untuk pengolahan jamur crispy. Teknologi ini membantu mempercepat dan mempermudah proses produksi,” jelasnya.
Dampak Sosial dan Ekonomi bagi Masyarakat
Budidaya jamur tiram ini diharapkan tidak hanya meningkatkan perekonomian warga, tetapi juga membuka lebih banyak lapangan kerja. Saat ini, kelompok UMKM Desa Klasemen telah melibatkan 10 orang, termasuk tiga perempuan. Dwi berharap, seiring berkembangnya usaha, jumlah ini akan terus bertambah. “Kami ingin merangkul lebih banyak warga Desa Klasemen untuk bergabung. Harapannya, budidaya ini bisa memberikan penghasilan tetap bagi mereka,” kata Dwi.
Terkait pengelolaan manajemen, Dwi menegaskan bahwa usaha ini akan dikelola secara profesional. “Kami berencana memperluas pasar hingga keluar Jawa. Beberapa pasar di luar pulau sudah menunjukkan minat, dan ini menjadi target kami ke depan,” tambahnya. Selain itu, upaya untuk meningkatkan kualitas produk juga menjadi prioritas, termasuk dalam aspek pengemasan yang menarik dan rasa produk yang bervariasi. “Kami akan mempercantik kemasan agar lebih menarik di pasaran, dan untuk varian rasa, sementara kami akan mulai dengan original dan balado, sebelum nanti mengembangkan lebih banyak varian,” ungkap Dwi.
Harapan Terhadap Pemerintah Daerah
Meski program ini telah berjalan dengan baik, Dwi berharap ada dukungan lebih lanjut dari pemerintah daerah, khususnya dinas UMKM Kabupaten Probolinggo. “Kami sangat berharap adanya pembinaan dan pelatihan dari pemerintah, baik dari tingkat desa hingga kabupaten. Kami masih pemula, jadi sangat penting ada narasumber yang bisa memberikan pelatihan terkait budidaya jamur tiram dan produk olahannya, seperti jamur crispy,” tuturnya.
Dwi juga menambahkan pentingnya pendampingan dari pemerintah. “Dengan pelatihan yang tepat dan dukungan yang berkelanjutan, saya yakin UMKM budidaya jamur tiram ini bisa tumbuh menjadi salah satu sektor unggulan di Desa Klasemen dan berkontribusi lebih besar terhadap ekonomi daerah,” tutupnya.
Dengan segala upaya dan inovasi yang dilakukan, budidaya jamur tiram di Desa Klasemen diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kabupaten Probolinggo, sekaligus membuka peluang baru bagi masyarakat untuk hidup lebih mandiri dan sejahtera.