PROBOLINGGO || SOROTNEWS24COM – Dalam upaya menanamkan mental dan mindset kewirausahaan kepada para siswa sejak dini, SMA Zainul Hasan 1 Genggong menggelar seminar kewirausahaan bertajuk “Menggapai Bakat Berwirausaha” pada Sabtu (28/09/2024).
Seminar ini dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kepala Sekolah SMA Zainul Hasan 1 Genggong, Gus Lukman Qoyyiduddin Hasanul Bolqiah, S.Pd.I., dalam sambutannya menekankan pentingnya kemandirian bagi para siswa.
“Kalian harus punya jiwa usaha ketika keluar dari sini. Orang tua kalian mungkin banting tulang, tetapi tidak selamanya bisa menopang kalian. Dengan ilmu yang kalian dapatkan dari seminar ini, saya berharap kalian bisa menerapkannya ketika lulus nanti,” ujar Gus Lukman dalam sambutannya.
Lebih lanjut, beliau berpesan kepada para siswa agar memanfaatkan kesempatan belajar dari pemateri seminar. “Dengarkan dengan serius, ambil ilmu sebanyak mungkin,” tambahnya.
Dalam sambutannya, Waka Kesiswaan, Gus Moh. Alwi Sholihin, M.Pd. Asrowi, juga menyampaikan apresiasi dan harapannya kepada para siswa. Menurutnya, berwirausaha tidak hanya soal jual beli, tetapi lebih kepada membangun mental dan pola pikir yang tangguh.
“Anak-anak sekarang sering takut bermimpi besar. Nah, melalui seminar ini, kami ingin membangun keberanian kalian untuk bermimpi menjadi orang sukses, orang hebat. Tidak peduli latar belakang kalian, asalkan punya mimpi dan mental yang kuat, kalian bisa sukses,” ungkap Gus Muhammad di hadapan para siswa yang antusias.
Siti Nur Seha, S.Si., alumni SMA Zainul Hasan 1 Genggong sekaligus seorang praktisi bisnis, diundang sebagai pemateri dalam seminar tersebut. Beliau berbagi pengalaman dan memberikan panduan kepada para siswa dalam mengembangkan proposal bisnis yang berkelanjutan. Dalam sesinya, Siti Nur Seha menjelaskan secara mendalam tentang pentingnya “business model canvas”, sebuah alat yang dapat digunakan untuk menganalisis dan merancang sebuah bisnis secara komprehensif. Dengan menggunakan metode ini, para siswa diharapkan mampu memformulasikan ide bisnis mereka dengan jelas, sehingga dapat dituangkan dalam proposal yang matang.
“Seminar ini memberikan pengetahuan baru bagi siswa bahwa menjadi wirausaha itu sangat bermanfaat. Mereka juga bisa mengembangkan kemampuan soft skill, seperti berpikir kritis, menyelesaikan masalah, hingga kemampuan komunikasi. Semua keterampilan ini akan berguna, baik bagi mereka yang ingin melanjutkan studi atau langsung bekerja setelah lulus,” ungkap Siti Nur Seha.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya konsistensi dalam menjalani wirausaha. “Dalam dunia wirausaha, tantangan selalu ada. Namun, jika kita tidak Istiqomah (konsisten), bisnis yang kita rintis bisa bubar di awal. Prinsip santri yang mengajarkan Istiqomah menjadi salah satu kunci untuk bertahan di dunia usaha,” jelasnya.
Seha juga memberikan wawasan tentang Pitch Deck (PDX), sebuah alat presentasi bisnis yang ringkas namun padat. Pitch Deck yang terdiri dari 10 slide ini dapat membantu siswa mempresentasikan ide bisnis mereka secara efektif, terutama dalam hal mencari akses permodalan. “Saya sudah memberikan tugas kepada siswa yang menyimak dengan baik materi ini untuk membuat business model canvas. Bagi mereka yang proposalnya terpilih, akan kami bimbing lebih lanjut untuk mengikuti berbagai kompetisi wirausaha,” tambahnya.
Seminar ini tak hanya memberikan teori, tetapi juga menghadirkan kesempatan bagi para siswa untuk terjun langsung dalam menyusun proposal bisnis mereka sendiri. Dengan pemahaman yang mendalam tentang business model canvas dan Pitch Deck, siswa diharapkan dapat memanfaatkan peluang yang ada di sekitar mereka untuk dijadikan bisnis. Selain itu, proposal-proposal yang dihasilkan akan diarahkan untuk mengikuti berbagai kompetisi kewirausahaan di tingkat regional dan nasional.
Seha juga berbagi pengalaman pribadinya dalam dunia wirausaha, yang menjadi motivasinya untuk terjun dan berkontribusi dalam bidang ini. Ia menulis buku berjudul “Bedah Ide Bisnis”, yang merangkum pengalamannya selama bertahun-tahun sebagai mentor dan pelaku bisnis. Buku tersebut mengajarkan bagaimana menemukan ide bisnis yang berpotensi, serta bagaimana menyusunnya menjadi proposal yang solid.
Pemateri selanjutnya dalam seminar tersebut adalah Ibu Wasilah, seorang pelaku usaha yang telah sukses di berbagai bidang wirausaha. Membawakan materi tentang “Memanfaatkan Peluang untuk Wirausaha”, Ibu Wasilah menekankan pentingnya memanfaatkan peluang yang ada di sekitar untuk memulai usaha. “Peluang usaha itu sangat banyak, baik dari hobi maupun kebutuhan pasar yang sedang tren. Misalnya, bagi yang punya hobi memasak, bisa mulai dari usaha katering. Sedangkan yang hobi dengan teknologi bisa memulai usaha di bidang elektronik,” jelasnya.
Ibu Wasilah juga berbagi tentang perjalanannya dalam mengembangkan usaha dari hobi dan kreativitas hingga mencapai kesuksesan. Ia menggarisbawahi pentingnya kreativitas, semangat, dan konsistensi dalam menjalankan usaha. “Jangan pernah malu bertanya, jangan putus asa, dan tetaplah semangat. Yang tak kalah penting, jaga kualitas produk dan layanan, serta terus cari peluang yang sedang tren di masyarakat,” ujarnya.
Salah satu aspek yang ditekankan oleh Wasilah dalam seminar tersebut adalah cara memanfaatkan media sosial untuk promosi. Menurutnya, platform seperti Facebook dapat menjadi alat yang efektif untuk memperkenalkan produk ke pasar yang lebih luas. Ia juga berbagi cerita tentang pengalaman pahit manisnya selama berwirausaha, yang ia sampaikan dengan penuh antusias kepada para siswa.
Selain memberikan pengetahuan teori, Ibu Wasilah juga menawarkan solusi nyata bagi siswa yang ingin memperdalam keterampilan wirausaha. Ia mendorong para siswa untuk memanfaatkan pelatihan yang disediakan oleh Balai Latihan Kerja (BLK) secara gratis. “Di BLK, ada banyak pilihan pelatihan yang bisa diikuti, mulai dari menjahit baju, kuliner, hingga minuman. Semua itu gratis, dan ini adalah kesempatan emas bagi yang ingin belajar dan memulai usaha,” kata Wasilah.
Selama seminar berlangsung, antusiasme siswa terlihat sangat tinggi, terutama dari kalangan siswi. Wasilah juga memberikan contoh produk olahannya, yakni manisan tomat, yang berhasil menarik perhatian peserta seminar. “Saya ajarkan bagaimana memanfaatkan tomat yang murah menjadi produk yang bernilai, seperti manisan. Ketika dicicipi oleh para siswa, mereka kagum dan berkata, ‘Kok bisa enak ya?’ Ini membuktikan bahwa dengan kreativitas, bahan-bahan sederhana bisa diubah menjadi produk bernilai jual tinggi,” tambahnya.
Dalam kesempatannya berbagi cerita, Wasilah juga menjelaskan tentang produk-produk unggulannya seperti selai pisang yang sudah dikenal luas. Produk tersebut bahkan sudah menarik minat pasar internasional, dengan Korea sebagai salah satu negara yang telah memberikan respons positif. “Produk selai pisang saya sudah mendapat order dari Korea. Saya sudah kirim tester dan insyaAllah, tidak lama lagi saya bisa mengekspor produk ke sana,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Melalui seminar ini, Wasilah berharap para siswa dapat membuka mata mereka terhadap berbagai peluang usaha yang ada di sekitar. Ia juga mendorong para siswa untuk berani memulai dan tidak takut gagal. “Setiap kegagalan adalah pelajaran berharga. Teruslah mencoba, dan yang paling penting, tetaplah konsisten dalam usaha. Dengan niat yang baik dan usaha yang tekun, insyaAllah sukses akan datang,” tutup Wasilah.