PROBOLINGGO || SOROTNEWS24.COM – Desa Klaseman di Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, menunjukkan perkembangan pesat sebagai desa mandiri. Dengan luas wilayah 229,897 hektar, desa ini dihuni oleh 2.425 penduduk, terdiri dari 1.189 laki-laki dan 1.236 perempuan. Batas desa ini mencakup Selat Madura di utara, Desa Jatiadi di selatan, Desa Karangpranti di timur, serta Desa Brumbungan Lor, Desa Bulang, dan Desa Pesisir di barat. Desa Klaseman berada di ketinggian sekitar 4 meter di atas permukaan laut dan terdiri dari tiga dusun, 13 RT, dan 6 RW.
Suprijono, Kepala Desa Klaseman, menjelaskan potensi besar yang dimiliki desanya kepada awak media pada Rabu (21/08/2024). “Sumber daya manusia (SDM) di Desa Klaseman sangat unggul, terbukti dengan berbagai predikat yang telah kami raih, seperti Desa Cantik Statistik, Desa Mandiri, Desa Cerdas (Smart Village), dan Desa Berdaya,” ujarnya.
Desa Klaseman juga memiliki berbagai program pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, di antaranya pelatihan menjahit, membatik, anyaman, dan pembuatan abon. Selain itu, usaha mikro kecil menengah (UMKM) berkembang pesat di desa ini, dengan produk-produk seperti kunyit asam, telur asin, jasa katering, kue kering, serta penjualan hasil laut.
Selain potensi SDM, Suprijono menambahkan bahwa sumber daya alam (SDA) di Desa Klaseman juga sangat kaya. “Sektor pertanian di desa kami mengandalkan komoditas utama seperti padi, bawang, dan jagung. Di sektor kelautan, hasil laut seperti tiram, udang, cumi-cumi, dan ikan berkontribusi besar terhadap perekonomian desa. Kami juga memiliki objek wisata andalan, yaitu Pantai Klasik, yang semakin diminati wisatawan,” paparnya.
Namun, Suprijono mengakui bahwa meskipun Desa Klaseman telah meraih predikat Desa Mandiri, masalah kemiskinan masih menjadi tantangan utama yang harus diatasi. “Tingkat kemiskinan ekstrem di desa kami awalnya mencapai 132 orang. Setelah berbagai upaya dilakukan, jumlah tersebut menjadi 0% meskipun masih banyak perbaikan yang perlu dilakukan,” jelasnya.
Data profil desa tahun 2023 menunjukkan tren peningkatan pencari kerja yang bervariasi. Meskipun peningkatannya tidak signifikan, jumlah pencari kerja terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2022, usia kerja laki-laki mencapai 108 orang, sedangkan perempuan 77 orang. Angkatan kerja laki-laki mencapai 85 orang, sementara perempuan 51 orang. Namun, angka pencari kerja mengalami penurunan, dengan 18 laki-laki dan 16 perempuan yang masih mencari pekerjaan.
Di bidang pendidikan, tantangan juga masih cukup besar. Pada tahun 2022, sebanyak 125 laki-laki dan 132 perempuan tidak tamat SD, sementara yang tamat SD mencapai 357 laki-laki dan 381 perempuan. Suprijono menekankan pentingnya perhatian khusus untuk meningkatkan kualitas pendidikan di desa ini.
“Secara keseluruhan, jumlah penduduk yang tidak tamat SD hingga yang telah menyelesaikan akademi atau perguruan tinggi mencapai 850 laki-laki dan 865 perempuan, dengan total keseluruhan 1.715 orang,” pungkas Suprijono.