PROBOLINGGO || SOROTNEWS24.COM, 14 Agustus 2024 – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Probolinggo, melalui Asrul, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA), mengungkapkan sejumlah langkah strategis yang telah diambil untuk mengatasi kebocoran dan memperkuat infrastruktur Dam di wilayah Kabupaten Probolinggo. Langkah-langkah ini difokuskan untuk memperbaiki Dam yang besar guna mengantisipasi potensi banjir, khususnya saat memasuki musim hujan.
Asrul menjelaskan bahwa saat ini PUPR tengah melaksanakan normalisasi di dua titik utama, yakni saluran irigasi dan bendung. Proses pengerjaan saat ini difokuskan pada tiga lokasi vital: Dam Banyubiru di Kecamatan Gending, Dam Pajurangan di Kecamatan Gending, dan satu lokasi lainnya di wilayah Kecamatan Kotaanyar. Menurut Asrul, normalisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas tampungan air di ketiga lokasi tersebut, sehingga mampu meminimalkan risiko banjir yang berpotensi terjadi di wilayah itu.
Ia menegaskan bahwa proyek normalisasi ini merupakan prioritas utama, mengingat pentingnya kapasitas tampungan air di daerah rawan banjir. Selain itu, alat-alat berat yang digunakan dalam proyek ini telah diresmikan oleh Penjabat (PJ) Bupati Probolinggo, dan saat ini fokus pengerjaan berada di Banyubiru.
Lebih lanjut, Asrul mengungkapkan bahwa pada tahun 2025 direncanakan ada tujuh lokasi Dam yang akan diperbaiki. Namun, karena adanya penyesuaian anggaran, untuk sementara ini hanya tiga lokasi yang menjadi prioritas. Selain itu, normalisasi saluran irigasi juga telah dilaksanakan di beberapa lokasi, termasuk di Desa Jabung Candi, dengan rencana untuk melanjutkan ke desa lainnya seperti Sidopokso yang telah mengajukan permohonan bantuan.
Tidak hanya fokus pada upaya normalisasi, PUPR Kabupaten Probolinggo juga telah menurunkan alat berat untuk membersihkan dan menangani longsoran yang terjadi di Desa Gedungcaluk. Langkah ini merupakan bagian dari strategi PUPR untuk menghadapi potensi banjir dan longsor, khususnya di daerah-daerah yang dianggap paling rawan, seperti Desa Sidopokso dan Krejengan.
Di samping itu, terkait dengan aktivitas penambangan manual yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar sungai, Asrul mengimbau agar penambangan dilakukan dengan memperhatikan jarak aman dari bangunan vital seperti jembatan dan bendungan. Ia menegaskan bahwa penambangan emas, baik secara manual maupun menggunakan alat, sebaiknya dilakukan dengan jarak minimal 100 meter dari infrastruktur tersebut. Imbauan ini disampaikan untuk menjaga kelestarian lingkungan serta keberlanjutan bangunan-bangunan yang ada.
“Meski kami memahami kebutuhan masyarakat akan bahan galian, penting bagi kita semua untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan dan memastikan bangunan-bangunan vital tetap berfungsi dengan baik,” tegas Asrul.
Langkah-langkah preventif yang diambil oleh Dinas PUPR Kabupaten Probolinggo ini diharapkan dapat meminimalkan risiko bencana banjir yang kerap melanda wilayah tersebut, terutama menjelang musim hujan. Dengan perbaikan Dam dan normalisasi saluran irigasi yang terus dilakukan, diharapkan ancaman banjir dapat diredam dan masyarakat dapat merasa lebih aman.