SOROTNEWS24.COM – Meski Hari Jamu Nasional sudah lewat satu hari, yang bertepatan pada hari Senin (27/05/2024), ingin sekali rasanya membahas tentang jamu. Karena sepahit-pahitnya jamu adalah obat yang menyehatkan. Yang lebih pahit dari jamu adalah janji manis.
Siapa sangka bahwa di era digital yang serba modern ini, masyarakat kita masih sempat memikirkan tentang jamu? Ternyata, di balik gemerlapnya dunia medsos dan maraknya tren kekinian, jamu tetap punya tempat di hati masyarakat Indonesia. Tapi, benarkah kita benar-benar mencintai jamu? Atau mungkin, kita hanya menggunakannya sebagai pelarian dari kenyataan pahit kehidupan sehari-hari?
Mari kita renungkan sejenak. Di tengah hiruk-pikuk politik dan janji-janji manis yang tak kunjung terealisasi, segelas jamu kunyit asam mungkin lebih memberikan efek menenangkan dibandingkan pidato-pidato penuh optimisme yang sering kali berakhir tanpa hasil nyata. Apa lagi yang bisa diharapkan dari sebuah negara yang gemar mengumbar kata-kata namun minim aksi? Setidaknya, jamu memberikan efek yang nyata: segar, menyehatkan, dan jelas terasa manfaatnya.
Lucunya, di saat masyarakat mulai beralih kembali ke warisan nenek moyang ini, pemerintah kita malah lebih sibuk dengan hal-hal perdebatan tanpa ujung atau rapat-rapat yang seolah-olah produktif tapi pada akhirnya hanya menghasilkan tumpukan dokumen yang tidak dibaca. Lalu, di mana perhatian terhadap kesehatan masyarakat? Mungkin saja, kita memang lebih baik mengurus diri sendiri dengan segelas jamu daripada berharap banyak dari mereka.
Hari Jamu Nasional juga seharusnya bisa menjadi momen introspeksi. Mengapa jamu, yang dulunya adalah bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat, kini hanya menjadi sebuah simbol dari masa lalu yang dirayakan setahun sekali? Di saat negara lain sibuk mengembangkan teknologi kesehatan modern, kita justru masih harus berkutat dengan masalah-masalah dasar kesehatan yang seharusnya sudah lama terselesaikan. Bayangkan, di saat teknologi medis semakin maju, kita masih berjuang dari fasilitas kesehatan yang minim.
Sungguh ironis bahwa sebuah negara yang begitu kaya dengan sumber daya alam justru tertinggal dalam hal-hal yang paling mendasar. Seakan-akan lupa bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap warga negara, bukan hanya sekadar slogan yang diucapkan saat kampanye. Mengapa tidak mencontoh jamu? Sederhana, alami, dan efektif. Tidak perlu janji-janji muluk, cukup lakukan hal-hal kecil namun nyata dan berdampak langsung pada masyarakat.
Kita tidak bisa terlalu banyak berharap. Jadi, siapa tahu, dengan menikmati segelas jamu, kita bisa mendapatkan inspirasi baru untuk menghadapi pahitnya jamu kehidupan. Mungkin saja kita juga bisa belajar satu dua hal dari nenek moyang kita bahwa di dalam jamu terdapat khasiat yang menyehatkan. Selamat Hari Jamu Nasional dengan ramuan tradisional masyarakat Indonesia! Sehat.