PROBOLINGGO // SOROTNEWS24.COM – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Sosial dan Humaniora Universitas Nurul Jadid (UNUJA) menggelar acara bedah buku “Filsafat Kebahagiaan” pada hari Jumat (17/05/2024) pukul 12:30-16:00 di Auditorium lantai 3 Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton.
Hadir dalam acara sebagai narasumber adalah Dr. Fahrudin Faiz, S.Ag, M.Ag, dengan moderator Ahmad Sahidah, Ph.D., dan Lora Muhammad Alfayyadl, M.Phil sebagai pembedah, beserta para mahasiswa-mahasiswi.
Menanggapi kegiatan bedah buku, Fahrudin Faiz dalam kesempatannya setelah acara mengatakan kepada awak media, “Menurut saya, acara-acara yang memperkenalkan dan mendekatkan kalangan akademisi, termasuk akademisi pesantren, dengan buku itu perlu kita galakkan. Karena bagaimanapun, kunci peradaban ilmiah itu ya buku. Seorang akademisi harus tetap familiar dengan buku-buku. Semoga tidak hanya buku ini saja, tetapi bisa membedah buku-buku yang lain,” ungkapnya.
Bertepatan dengan Hari Buku Nasional, terkait tradisi kepenulisan yang lahir dari tokoh kalangan pesantren seperti KH Hasyim Asy’ari Jombang dan KH Zaini Mun’im Paiton, Fahrudin Faiz mengatakan bahwa mereka termasuk kaum filsuf. “Jadi, filsuf itu ya setiap siapa pun yang mendayakan akal budinya secara optimal untuk menemukan kebenaran, memperluas wawasan pengetahuan, itu ya bisa kita sebut filsuf, termasuk beliau-beliau, apalagi yang mengabdikan dirinya untuk ilmu dan pengembangan ilmu,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menambahkan terkait perkembangan filsafat yang semakin semarak seperti ngaji filsafat di YouTube, munculnya Rocky Gerung, dan Lora Muhammad Al Fayadl. “Bagi saya, ini menggembirakan karena bagaimanapun filsafat itu intinya bagaimana kita berpikir yang benar, mendayakan akal budi. Tambah populer, tambah banyak orang yang berminat di bidang itu, tambah bisa mewarnai peradaban dengan berbagai macam karya pada akhirnya,” ucap Fahrudin Faiz kepada awak media SOROTNEWS24.COM.
Menurut Firda Wulandari dari Institut Ahmad Dahlan, salah satu peserta bedah buku “Filsafat Kebahagiaan”, ia mengatakan, “Menurut saya, dari mengikuti bedah buku ‘Filsafat Kebahagiaan’ itu melahirkan teori baru untuk melakukan suatu kebahagiaan tertentu,” tambahnya.
Mengingat kalangan Gen Z sering mengalami kegalauan, ia berharap semoga tidak ada kaum-kaum galau di Indonesia. Jadi, Gen Z kalau gabut ayo ngopi. “Kan gunanya teori itu bisa mengetahui, anggapannya sebagai senjata kita. Kita menggunakan teori itu sebagaimana kita, karena jika kita mengalami suatu kegalauan kita bisa menggunakan teori tersebut biar kebahagiaan itu muncul,” ujar Firda.